skip to main |
skip to sidebar
2:47 AM
Unknown
No comments
Pekanbaru
Rabu 12 Juni 2013 :
Mengusung penolakan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM),
puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Riau Bersatu (GRB) dan
Alinasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Riau datangi gedung DPRD
Riau.
“Kenaikan harga BBM bukanlah karena melonjaknya harga minyak dunia,
tetapi karena posisi Indonesia yang saat ini dalam keterjajahan ekonomi
dan cengkraman rezim yang bermental komprador,” kata Ari, Koordinator
Lapangan saat menyampaikan orasinya, Rabu (12/06/13).
Menurutnya, dengan iming-iming BLT/BLSM 150/300.000 per bulan untuk
keluarga yang berhak menerima (miskin), ini dinilai sama halnya dengan
kepentingan politik di awal tahun 2009 lalu. Di mana partai penguasa SBY
waktu itu melejit ke peringkat pertama.
Seharusnya, pemerintah harus fokus pada efektifitas dan efisiensi
kebutuhan masyarakat sekarang dan akan datang. Pemerintah harus juga
memberantas penyelundupan minyak, perbanyak jumlah kilang minyak,
nasionalisasi tambang-tambang asing dan peningkatakan sektor pajak.
“Ada enam poin yang menjadi tuntutan kami, yakni Tolak kenaikan harga
BBM,
Cabut undang-undang yang tidak pro rakyat, Tolak komprador (antek-antek
asing) di bumi ibu pertiwi, Nasionalisasi aset tambang asing, Tingkatkan
sektor pajak perusahaan besar di Indonesia, Menuntut DPR RI untuk tidak
menyetujui APBN- P BLSM,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, AB Purba, Anggota Komisi C DPRD Riau mengatakan,
seluruh aspirasi yang disampaikan ke pihaknya akan segera sampaikan ke
DPR RI.
“Hari ini kami akan sampaikan ke DPR RI melalui fax. Sebagai anggota
dari PDI Perjuangan, kami menolak kenaikan harga BBM ini. Nanti akan
kami kawal aspirasi yang disampaikan ini,” tutupnya dengan didampingi
Koko Iskandar yang juga anggota Komisi C DPRD Riau.
0 comments:
Post a Comment